SUMENEP – Peringatan Hari Listrik Nasional (HLN) ke-80 yang jatuh pada Senin (27/10/2025) menjadi momentum refleksi penting bagi masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah kepulauan Kabupaten Sumenep. Di tengah semangat pemerintah untuk memperluas akses energi nasional, warga kepulauan Raas masih menghadapi kenyataan pahit: listrik belum merata dan sering padam dalam waktu lama.
Salah satunya dirasakan masyarakat Dusun Talango Air, Desa Brakas, Kecamatan Raas, yang bergantung pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas hanya 50 KWP. Dari sekitar ratusan warga, baru sekitar 180 pelanggan yang menikmati aliran listrik. Itupun hanya nyala selama 4–5 jam per malam, mulai dari waktu Magrib hingga sekitar pukul 20.00–21.00 WIB.
Ketua Pembina Majelis Taklim Perjuangan 4444 Dusun Polo Talango Air, Mas’awi Rois, mengungkapkan kekecewaan masyarakat kepada awak media.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Penerangan yang kami rasakan hanya beberapa jam di malam hari. Kami sudah sampaikan keluhan ini kepada Kepala Desa Brakas dan Camat Raas, baik secara lisan maupun tertulis, lengkap dengan tanda tangan warga. Tapi sampai kini belum ada tindak lanjut yang nyata,” ujarnya.
Menurutnya, pemerataan dan optimalisasi jaringan listrik di kepulauan seharusnya menjadi prioritas nasional, agar makna kemerdekaan dapat dirasakan secara merata.
“Optimalisasi daya baterai PLTS harus segera dilakukan. Dengan tambahan kapasitas dan tenaga teknisi yang andal di setiap pulau, masyarakat tak perlu menunggu petugas dari daratan bila terjadi gangguan,” tambahnya.
Mas’awi menilai, lemahnya pasokan listrik telah lama menjadi masalah klasik di Kecamatan Raas. Kondisi ini menghambat berbagai aktivitas masyarakat, mulai dari nelayan yang tak bisa melaut malam hari, pedagang yang kesulitan berjualan pagi-pagi, hingga warga yang hendak beribadah subuh dalam kondisi gelap gulita.
“Selama ini masyarakat kota bisa menikmati listrik bersubsidi 24 jam, tapi kami hanya kebagian beberapa jam saja. Padahal kami juga rakyat Indonesia yang ingin merasakan nikmatnya terang di malam hari,” tegasnya.
Mas’awi berharap, momentum Hari Listrik Nasional ke-80 ini dapat membuka mata pemerintah dan PT PLN (Persero) agar lebih memperhatikan kebutuhan energi di daerah terpencil.
“Apalagi PLTS 50 KWP di Talango Air ini baru diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto. Kami mohon agar ada tambahan daya yang cukup, minimal 12 jam, agar kami bisa merdeka bersama-sama,” pungkasnya.
Penulis : **







