Nasional – Di era modern ini, teknologi telah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Setiap hari kita berinteraksi dengan berbagai bentuk inovasi — dari media sosial, aplikasi, hingga kecerdasan buatan. Namun, di balik kemajuan itu, muncul tantangan besar bagi umat Muslim: bagaimana agar penggunaan teknologi tetap selaras dengan nilai-nilai Islam?
Islam tidak menolak kemajuan, justru mendorong umatnya untuk terus belajar dan berinovasi. Dalam sejarah, banyak ilmuwan Muslim seperti Al-Khwarizmi dan Ibnu Sina yang menjadi pelopor dalam bidang sains dan teknologi. Mereka berinovasi bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk memberi manfaat bagi umat manusia. Inilah wujud nyata dari etos Islami — menjadikan ilmu dan inovasi sebagai ladang amal.
Dalam konteks dunia digital saat ini, etika Islam tetap harus menjadi pedoman. Seorang Muslim di dunia IT misalnya, perlu menjaga kejujuran (shidq) dalam bekerja, amanah dalam menjaga data, dan niat ikhlas dalam setiap inovasi yang dibuat. Teknologi yang diciptakan atau digunakan sebaiknya membawa manfaat, bukan mudarat — seperti membuat aplikasi pendidikan, sistem zakat digital, atau platform dakwah.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Akhirnya, kemajuan teknologi seharusnya tidak menjauhkan kita dari nilai-nilai agama, tetapi justru menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan menanamkan etos Islami dalam setiap langkah inovasi, seorang Muslim tidak hanya berkontribusi pada perkembangan zaman, tetapi juga menjadikan setiap ide dan karya sebagai amal jariyah.
Nabhan Alwi ar-rifqi – Mahasiswa STMIK Tazkia semester 1
Penulis : Redaksi






