Penulis: Peneliti Muda, Jihan Sabrina : Afiliasi: Universitas Tazkia
Nasional – Generasi muda di Indonesia (Milenial dan Gen Z), yang dikenal sebagai digital native dan sangat sadar akan isu etika, kini menunjukkan tren ketertarikan yang sangat signifikan terhadap perbankan syariah.
Meskipun pangsa pasar perbankan syariah secara nasional masih relatif kecil, namun peningkatan jumlah nasabah muda mencerminkan pergeseran preferensi nilai.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Artikel ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor pendorong utama di balik fenomena “Swipe Halal” ini, meliputi motif religius, transparansi digital, relevansi gaya hidup halal (halal lifestyle), serta upaya inovasi produk yang akan dilakukan oleh perbankan syariah.
Studi literatur dan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa kombinasi antara pemenuhan nilai etis-religius dan adaptasi teknologi yang cepat menjadi kunci keberhasilan perbankan syariah dalam menjangkau segmen pasar muda yang sangat potensial.
Di Indonesia, dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memiliki potensi yang cukup besar untuk mengembangkan sektor keuangan syariah. Namun, selama ini, pangsa pasar perbankan syariah masih didominasikan oleh perbankan konvensional. Yakni Data OJK per Januari 2024 mencatat pangsa pasar perbankan syariah masih berada di kisaran angka 7,3% dari total aset perbankan nasional (OJK Snapshot, 2024).
Menariknya, di tengah angka pangsa pasar yang tumbuh perlahan, muncul fenomena yang disebut sebagai “Swipe Halal”, yakni tren di mana generasi muda yaitu Milenial (usia 25-44 tahun) dan Gen Z (usia 8-24 tahun) mulai beralih atau memilih bank syariah untuk kebutuhan finansial mereka. Bank Syariah Indonesia (BSI) bahkan melaporkan bahwa lebih dari angka 60% pembukaan rekening baru mereka yang berasal dari kelompok usia 18-35 tahun pada periode 2024-2025.
Mengapa generasi yang dikenal rasional dan pragmatis ini tiba-tiba melirik bank syariah?
Artikel ini akan mengupas apa saja faktor-faktor pendorong yang membuat perbankan syariah menjadi pilihan yang cukup “relevan” untuk generasi muda seperti kita ini.
Terdapat setidaknya empat [4] faktor utama yang saling beririsan dan mendorong generasi muda memilih perbankan syariah:
1. Kesadaran Religius dan Etika Finansial
Generasi muda saat ini semakin terbuka dalam menginternalisasi nilai-nilai agama, sering kali disebut sebagai fenomena “Hijrah”. Konsep bebas dari riba menjadi motivasi utama yang sangat mendasar.
Bagi Milenial dan Gen Z yang sadar akan keberkahan, menghindari riba bukan lagi pilihan sekunder, melainkan prinsip utama dalam mengelola keuangan. Prinsip-prinsip syariah seperti bagi hasil (mudharabah) atau jual beli (murabahah) dianggap lebih adil dan lebih transparan dibandingkan sistem bunga konvensional (Sandi et al., 2020; Salim et al., 2022).
2. Adopsi Teknologi Digital yang Responsif
Bank syariah, terutama setelah adanya konsolidasi besar, telah meningkatkan kualitas layanan digital mereka. Seperti aplikasi mobile banking yang mudah digunakan, cepat, serta memiliki fitur setara dengan bank konvensional menjadi daya tarik kuat bagi digital native.
– Kecepatan dan Kemudahan: Layanan pembukaan rekening online tanpa harus datang ke cabang, serta kecepatan transaksi real-time melalui aplikasi, sangat sesuai dengan gaya hidup Gen Z yang mengutamakan efisiensi.
– Fintech Syariah: Kehadiran fintech syariah (seperti Peer-to-Peer Lending Syariah dan platform investasi syariah) yang berkolaborasi dengan bank syariah semakin memperluas ekosistem, menawarkan produk investasi serta pinjaman yang syar’i dan berbasis teknologi.
3. Relevansi dengan Gaya Hidup Halal (Halal Lifestyle)
Halal lifestyle kini telah meluas dari sekadar makanan dan busana, merambah menajdi sektor keuangan. Bagi Milenial dan Gen Z, konsistensi antara gaya hidup dan pilihan finansial adalah hal yang penting. Mereka cenderung memilih merek yang sejalan dengan nilai-nilai personal mereka masing-masing.
– Keberlanjutan dan Etika: Prinsip universalitas bank syariah yang tidak membeda-bedakan nasabah dan menempatkan aspek etika, keadilan, serta tanggung jawab sosial (maslahah) dalam setiap transaksi, dianggap sejalan dengan kesadaran sosial generasi muda (Nanobank Syariah, 2024).
4. Peningkatan Literasi dan Edukasi yang Tepat Sasaran
Meskipun secara umum literasi keuangan syariah nasional masih rendah (Indeks Literasi OJK 2024 hanya mencapai angka 8,11%), upaya edukasi yang masif dan menggunakan kanal digital (media sosial, seminar daring, konten kreator) telah menjangkau segmen muda secara efektif (OJK Snapshot, 2024). Edukasi yang kini berfokus pada pemahaman mendalam tentang produk (misalnya seperti, perbedaan wadiah dan mudharabah) membuat bank syariah tidak lagi dianggap sekedar “bank konvensional berlabel Islami” saja, melainkan juga lembaga yang menawarkan solusi keuangan yang berbeda dan berprinsip.
Lalu Ada Tantangan dan Peluang Apa Saja Untuk Ke Depannya?
Tantangan utama tetap berada pada aspek literasi dan kepercayaan. Beberapa studi menunjukkan bahwa, meskipun generasi muda menggunakan bank syariah karena motif religius, tingkat kepercayaan terhadap praktik bank syariah (misalnya, transparansi bagi hasil) masih perlu ditingkatkan lagi (Digination.ID, 2024).
Peluang bagi perbankan syariah sangat besar: Inovasi produk yang menggabungkan prinsip syariah dengan kebutuhan modern seperti pembiayaan start-up, investasi emas dan reksa dana syariah yang terintegrasi di aplikasi, serta fitur digital payment yang ramah Gen Z ini akan menjadi kunci untuk mengubah potensi pasar menjadi nasabah loyal.
Jadi fenomena “Swipe Halal” ini adalah bukti nyata bahwa generasi muda Indonesia bukan hanya mencari kemudahan bertransaksi, tetapi juga mencari nilai, etika, dan transparansi dalam mengelola kekayaan. Perbankan syariah berhasil menarik minat mereka dengan menggabungkan prinsip etika Islam (bebas riba) dengan inovasi digital yang mumpuni. Untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan, perbankan syariah harus terus memperkuat tiga pilar, yakni: Inovasi Digital, Edukasi Literasi yang mendalam, serta Transparansi Akad yang sesuai dengan ekspektasi pada nasabah muda.
REFERENSI
– https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/publikasi/Documents/Pages/Snapshot-Perbankan-Syariah-Indonesia-Desember2024/Snapshot%20Perbankan%20Syariah%20Indonesia%20Desember%202024.pdf?utm_source=.com
– https://ir.bankbsi.co.id/misc/AR/AR2024-ID/20/index.html
– Pengaruh Financial Knowledge dan Financial Attitude Terhadap Financial Behavior Pada Youth Entrepreneur Kota Malang “Jurnal Ilmiah” [cari di google scholar]
– https://nanobanksyariah.id/berita-kebaikan/meski-sama-untung-ini-4-alasan-kamu-harus-pilih-bank-syariah-dari-pada-bank-konvensional
https://www.digination.id/read/019665/riset-muslim-milenial-dan-gen-z-menggunakan-bank-syariah-tapi-kepercayaan-terhadap-bank-masih-rendah?utm_source=.com






