Pamekasan, Detikzone.id- Pasca mendapat atensi IWO dan diberitakan hingga viral mengenai kondisi gubuk reyot milik Umi Kulsum di desa Murtajih yang hendak roboh, Menteri Sosial Ibu Tri Rismaharani langsung bergerak cepat mendatangi lokasi sekaligus memerintahkan langsung untuk dibangun. Minggu, 12/05/2024.
Namun tak kalah memperihatinkan, kondisi lebih parah terjadi di dusun Pandan, desa Panglegur, Kecamatan Pemekasan.
Rumah milik Hamidah ( 41) janda beranak satu yang ditinggal suaminya beberapa tahun yang lalu itu kondisinya seperti kandang sapi bahkan tidak layak untuk ditempati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pantauan wartawan, genteng rumahnya tampak bolong bolong, tak ada kasur, apalagi perabotan. Minggu, 12/05.
Hamidah ( 41) hanya tinggal bersama putranya yang yatim.
Hamidah mengaku, tak pernah mendapat bantuan dari Pemerintah.
Untuk makan sehari harinya, ia harus mengemis bahkan menunggu belas kasih tetangganya.
“Untuk makan saja saya harus meminta minta,” katanya saat diwawancarai sejumlah pewarta yang tergabung di organisasi IWO.
Hamida bercerita, suaminya sudah meninggal tenggelam beberapa tahun yang lalu, sehingga dia harus membesarkan anaknya dalam keadaan kekurangan.
Humas PD IWO Pamekasan, Ansori mengatakan, kondisi rumah Hamidah sangat tidak layak huni, sebab tidak hanya memperihatinkan namun juga mengancam keselamatan.
“Sudah mau roboh. Padahal Hamidah tinggal bersama anak yatim. Untuk dimakan saja ia harus meminta minta karena tulang punggungnya meninggal dunia,” ujar Ansori.
Ansori mengaku terenyuh dengan keadaan Hamidah yang harus tinggal di gubuk reyot dan tak layak.
“Sangat menyesakkan dada. Bayangkan, Hamidah harus tinggal bersama anak yatim di tempat yang tak layak. Ini menjadi tugas kita bersama,” ujar Ansori.
Ia bersama organisasinya IWO berkomitmen akan menjadi organisasi penyampai aspirasi masyarakat.
“Apalagi, IWO memang punya program program kemanusiaan,” tukasnya.
Pihaknya berharap, Menteri Sosial Ibu Tri Rismaharani juga langsung turlap ke rumah milik Hamidah di dusun Pandan, desa Panglegur.
“Semoga Pemerintah daerah atau Mensos Risma mendengar keluh kesah masyarakat yang sangat memerlukan ukuran tangan sepertinya ini sehingga bisa turun langsung ke lokasi,” tandasnya.
Penulis : Redaksi