Sumenep, Detikzone.id- Camat Kalianget Hakiki merespon cepat polemik bongkar muat garam di Jl. Yos Sudarso, Desa Kertasada, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep. Rabu, 18/09/24.
Bahkan Camat yang bergelimang prestasi ini mengaku telah berkomunikasi dengan Sekdes Kertasada mengenai sikap tak melayani terhadap warganya yang membutuhkan bantuan hingga tega menyalahkan lantaran melibatkan media.
“Saya tidak tahu terkait kejadian itu bagaimana ceritanya, namun setelah saya dapat kiriman berita saya langsung komunikasikan dengan Sekdes untuk segera ditindaklanjuti,” ujar Hakiki kepada pewarta Detikzone.id.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hasil dari pertemuan kemarin, lanjut Camat, Pemerintah Desa Kertasada menyampaikan bahwa timbunan garam tidak akan ditaruk di wilayah itu lagi.
“Hasil sementara teguran dari pemerintah desa kepada Budi selalu pemilik garam tidak akan ditumpuk di wilayah itu lagi,” katanya.
Kendati demikian, Hakiki berjanji akan mendatangi lokasi dan balai Desa Kertasada untuk segera menyelesaikan persoalan ini lantaran takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan semakin besar.
“Hari ini kami memang mau ke sana mas, ke lokasi dan ke Balai. Boleh usaha tapi tidak boleh merusak, saya lihat memang ada saluran irigasi yang tertutupi dengan adanya kegiatan bongkar muat tersebut, apalagi ini pengusahanya bukan orang Kertasada, melainkan orang luar atau Marengan Laok,” tegasnya.
Camat Kalianget berharap agar pengusaha garam tersebut tidak menantang-nantang warga ketika ada suatu persoalan, sehingga suasana akan semakin keruh.
“Saya juga menyayangkan Budi ini, pengusaha garam yang menantang-nantang warga ketika ada masalah, sehingga masalah akan semakin besar. Sekarang saya akan meluncur ke sana mas ke lokasi,” pungkasnya.
Diwartakan sebelumnya, pasca viralnya polemik bongkar muat garam di pinggir jalan raya, di Jl. Yos Sudarso, Desa Kertasada, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, warga setempat, Cucuk mengaku disalahkan Sekretaris Desa (Sekdes) lantaran melibatkan media. Selasa, 17/09/24. Sore.
“Saya malah disalahkan sama Pak carek karena melibatkan media,” kata Cucuk kepada pewarta Detikznone.id.
Tingkah oknum Sekretaris Desa (Sekdes) Kertasada yang seperti ini tidak patut dicontoh. Sebab, sebagai pejabat publik semestinya memberikan teladan yang baik, beretika, responsif dan memberikan solusi.
Bahkan, Cucuk mengaku kesulitan untuk meminta bantuan kepada Kades terkait polemik yang terjadi. Ia menduga Kades takut kepada pedagang garam.
“Nelpon Pak kalebun sibuk dengan ibunya yang sakit, pak kalebun menyarankan agar menghadap Carek, namun setelah menghadap Carek katanya Carek Pak kalebun bilang suruh jangan ikut ikut masalah ini karena ini jalan provinsi takut disalahkan oleh pedagang garam,” ungkapnya.
Pihaknya berharap agar Pejabat Desa dapat membantu secara serius dan turun langsung ke lapangan guna memberikan jalan keluar perihal polemik yang terjadi agar tidak semakin keruh dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan oleh warga setempat.
“Saya berharap agar ada campur tangan pejabat desa perihal ini, lantaran saya khawatir terjadi polemik berkepanjangan dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” harapnya.
Penulis : Amin
Editor : Redaksi