Lombok Tengah– Pelaksanaan seleksi calon petugas ibadah haji 2025 di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lombok Tengah menuai kritik tajam. Seleksi tersebut dinilai tidak profesional dan penuh kekeliruan, mulai dari proses undangan hingga pengumuman hasil seleksi. Kritik ini disampaikan oleh salah satu peserta, Iswandi Khairy Ramen, Senin (25/11/2024).
Kementerian Agama Republik Indonesia sebelumnya membuka lowongan calon petugas ibadah haji untuk berbagai formasi, termasuk transportasi, akomodasi, dan pelayanan konsumsi. Iswandi mendaftar untuk formasi Pelayanan Konsumsi dan menghadiri seleksi yang dijadwalkan pada 21 November 2024 di aula Kantor Kementerian Agama Lombok Tengah.
Namun, ia menyoroti beberapa kejanggalan yang terjadi. “Kami baru menerima surat undangan resmi untuk mengikuti seleksi pada 20 November 2024 pukul 14.51 Wita, kurang dari 24 jam sebelum ujian dilaksanakan,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Masalah semakin parah saat pengumuman hasil seleksi yang seharusnya disampaikan pada 22 November 2024 tertunda dengan sejumlah alasan. Hal ini berbeda dengan Kemenag Kota Mataram yang tetap mengumumkan hasil seleksi sesuai jadwal. Di Lombok Tengah, hasil seleksi baru diumumkan pada 24 November 2024 pukul 23.21 WITA.
Yang mengejutkan, dalam pengumuman tersebut tidak ada hasil untuk formasi Pelayanan Konsumsi dan Transportasi. Panitia mengungkapkan bahwa formasi tersebut tidak tersedia dari pusat.
“Kalau memang formasi itu kosong, kenapa kami tidak diberi tahu sejak awal? Bahkan saat pengarahan sebelum ujian, panitia tidak menyebutkan apapun tentang kekosongan formasi tersebut,” ujar Iswandi dengan nada kecewa.
Ia menilai ada dua kesalahan fatal dalam pelaksanaan seleksi ini. Pertama, dari Kementerian Agama pusat yang tetap membuka opsi pendaftaran untuk formasi yang sebenarnya tidak tersedia. Menurutnya, sistem pendaftaran online seharusnya memblokir formasi yang kosong agar peserta tidak bisa memilihnya.
Kedua, dari pihak Kementerian Agama Lombok Tengah yang tetap meloloskan peserta formasi kosong hingga tahap seleksi CAT.
“Mereka bahkan mengirim undangan dan membiarkan kami mengikuti ujian tanpa memberitahukan bahwa formasi tersebut sebenarnya tidak ada,” tambahnya.
Iswandi merasa dirugikan secara waktu, tenaga, dan pikiran karena telah mempersiapkan ujian dengan serius.
“Rasanya seperti dipermainkan. Ini benar-benar tidak profesional dan tidak becus. Kepala Kantor Kementerian Agama Lombok Tengah harus bertanggung jawab atas semua ini dan harus dievaluasi,” tegasnya.
Ia berharap ada evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan seleksi di Kementerian Agama, baik di tingkat pusat maupun daerah, agar kejadian serupa tidak terulang. “Jamaah haji membutuhkan petugas yang dipilih melalui proses yang adil dan profesional. Jika seleksinya saja amburadul, bagaimana dengan pelaksanaan ibadah hajinya nanti?” pungkasnya. Red/asn
Penulis : Ari