SURABAYA, Detikzone.id – Mahasiswa Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya berhasil mengolah ekstrak buncis menjadi bahan alternatif untuk menguji golongan darah. Temuan ini menjadi sorotan karena menawarkan metode yang murah, mudah dibuat, dan ramah lingkungan, dengan potensi diterapkan di wilayah yang minim akses terhadap alat medis standar.
Temuan ini lahir dari riset ilmiah dalam Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE). Dipimpin oleh Muhammad Zelizar Yarta, tim ini menemukan bahwa buncis mengandung senyawa protein alami bernama lektin, yang memiliki kemampuan menyebabkan aglutinasi atau penggumpalan sel darah, layaknya reagen kimia yang lazim digunakan dalam tes golongan darah.
“Kami hanya memulai dari rasa ingin tahu. Kami percaya bahwa sesuatu yang sederhana di sekitar kita bisa menjadi solusi ilmiah yang bermanfaat. Ekstrak buncis terbukti dapat mengenali golongan darah dengan cukup akurat,” ujar Zelizar saat ditemui di Fakultas Ilmu Kesehatan Unitomo.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Molekuler dan Hematologi Unitomo. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa ekstrak buncis mampu membedakan golongan darah A, B, dan AB secara konsisten. Keunggulan lain, bahan ini mudah didapat, tidak berbahaya, serta ekonomis berpotensi besar diterapkan di daerah-daerah terpencil yang kesulitan memperoleh reagen impor.
Dosen pembimbing riset, Cityta Putri Kwarta, S.T., M.Biomed., menyebut inovasi tersebut sebagai langkah maju dalam upaya menciptakan teknologi kesehatan yang inklusif.
“Inilah contoh konkret bahwa riset mahasiswa bisa menghasilkan sesuatu yang berdampak luas bagi masyarakat. Meski masih perlu penelitian lanjutan untuk pemakaian klinis, gagasan ini sangat menjanjikan,” kata Cityta pada Rabu, (8/10).
Inovasi ini turut menjadi cerminan bagaimana riset ilmiah tidak selalu bergantung pada teknologi tinggi atau alat laboratorium canggih. Di tangan generasi muda yang kreatif, bahan pangan sehari-hari pun bisa dikembangkan menjadi solusi medis yang aplikatif dan berkelanjutan.
Jika dikembangkan secara sistematis dan mendapat dukungan dari berbagai pihak, temuan ini berpotensi menjadi alternatif reagen hemat biaya bagi fasilitas kesehatan, khususnya di daerah-daerah yang memiliki keterbatasan akses terhadap alat laboratorium modern.
Penulis : Tuty
Editor : SAN






