Ekstrak Buncis Diolah Jadi Alat Uji Golongan Darah, Inovasi Mahasiswa Unitomo Tuai Apresiasi

Rabu, 8 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SURABAYA, Detikzone.id – Mahasiswa Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya berhasil mengolah ekstrak buncis menjadi bahan alternatif untuk menguji golongan darah. Temuan ini menjadi sorotan karena menawarkan metode yang murah, mudah dibuat, dan ramah lingkungan, dengan potensi diterapkan di wilayah yang minim akses terhadap alat medis standar.

Temuan ini lahir dari riset ilmiah dalam Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE). Dipimpin oleh Muhammad Zelizar Yarta, tim ini menemukan bahwa buncis mengandung senyawa protein alami bernama lektin, yang memiliki kemampuan menyebabkan aglutinasi atau penggumpalan sel darah, layaknya reagen kimia yang lazim digunakan dalam tes golongan darah.

“Kami hanya memulai dari rasa ingin tahu. Kami percaya bahwa sesuatu yang sederhana di sekitar kita bisa menjadi solusi ilmiah yang bermanfaat. Ekstrak buncis terbukti dapat mengenali golongan darah dengan cukup akurat,” ujar Zelizar saat ditemui di Fakultas Ilmu Kesehatan Unitomo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Molekuler dan Hematologi Unitomo. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa ekstrak buncis mampu membedakan golongan darah A, B, dan AB secara konsisten. Keunggulan lain, bahan ini mudah didapat, tidak berbahaya, serta ekonomis berpotensi besar diterapkan di daerah-daerah terpencil yang kesulitan memperoleh reagen impor.

Dosen pembimbing riset, Cityta Putri Kwarta, S.T., M.Biomed., menyebut inovasi tersebut sebagai langkah maju dalam upaya menciptakan teknologi kesehatan yang inklusif.

“Inilah contoh konkret bahwa riset mahasiswa bisa menghasilkan sesuatu yang berdampak luas bagi masyarakat. Meski masih perlu penelitian lanjutan untuk pemakaian klinis, gagasan ini sangat menjanjikan,” kata Cityta pada Rabu, (8/10).

Inovasi ini turut menjadi cerminan bagaimana riset ilmiah tidak selalu bergantung pada teknologi tinggi atau alat laboratorium canggih. Di tangan generasi muda yang kreatif, bahan pangan sehari-hari pun bisa dikembangkan menjadi solusi medis yang aplikatif dan berkelanjutan.

Jika dikembangkan secara sistematis dan mendapat dukungan dari berbagai pihak, temuan ini berpotensi menjadi alternatif reagen hemat biaya bagi fasilitas kesehatan, khususnya di daerah-daerah yang memiliki keterbatasan akses terhadap alat laboratorium modern.

Penulis : Tuty

Editor : SAN

Berita Terkait

Warga Miskin di Sumenep Dipaksa Bayar Rp 3,45 Juta karena Tolak Amputasi di RSI Kalianget, Prabowo Dituntut Jangan Sengsarakan Rakyat
RSUD Besuki Gelar Operasi Katarak Gratis dengan Teknologi Modern
Perkuat Program Gizi Nasional, Wakil Bupati Pemalang Resmikan SPPG
Pemkab Situbondo Suntik 4,5 Miliar dari DBHCHT untuk Perkuat 20 Puskesmas
Misi Kemanusiaan Prabowo Seolah Ternoda, Program Gizi Gratis di Sumenep Diduga Jadi Ladang Untung Oknum Tak Amanah
DKP2KB Sumenep Pastikan Logistik Vaksin MR Aman, Capaian Hampir 95 Persen
Dengan Semangat Bismillah Melayani, Puskesmas Kangayan Bersama RSUD Abuya Gelar Bakti Sosial Kesehatan di Desa Daadung
Sat-Set, Kades Paowan Bagikan Bantuan Jatim Puspa Kepada 60 KPM

Berita Terkait

Senin, 17 November 2025 - 18:29 WIB

Warga Miskin di Sumenep Dipaksa Bayar Rp 3,45 Juta karena Tolak Amputasi di RSI Kalianget, Prabowo Dituntut Jangan Sengsarakan Rakyat

Minggu, 16 November 2025 - 19:13 WIB

RSUD Besuki Gelar Operasi Katarak Gratis dengan Teknologi Modern

Selasa, 21 Oktober 2025 - 20:36 WIB

Perkuat Program Gizi Nasional, Wakil Bupati Pemalang Resmikan SPPG

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 11:09 WIB

Pemkab Situbondo Suntik 4,5 Miliar dari DBHCHT untuk Perkuat 20 Puskesmas

Rabu, 8 Oktober 2025 - 19:28 WIB

Ekstrak Buncis Diolah Jadi Alat Uji Golongan Darah, Inovasi Mahasiswa Unitomo Tuai Apresiasi

Berita Terbaru