PAMEKASAN – Di tengah gembar-gembor pemerintah pusat menegakkan hukum tanpa pandang bulu, Bumi Gerbang Salam justru diracuni oleh aroma busuk bisnis rokok ilegal.
Bea Cukai (BC) Madura di bawah komando Novian Dermawan dinilai lemah, ciut nyali, dan tebang pilih dalam menegakkan hukum cukai.
Alih-alih memburu bandar besar, seperti bos rokok ilegal Sinar Gudang Emas yang ditengarai milik Haji HR di Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, aparat Bea Cukai justru memamerkan keberanian semu dengan menyasar pedagang kecil di toko-toko kelontong.
“Kalau yang jual cuma satu bungkus langsung disita, tapi pabrik ilegal yang produksi ribuan bungkus malah aman-aman saja,” sindir seorang warga Blumbungan, Rabu (8/10/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kalau berani silahkan tangkap mafia rokok ilegal Sinar Gudang Emas di Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan,” tambahnya.
Ironisnya, semua itu terjadi di bawah hidung Bea Cukai Madura tanpa ada tindakan tegas sedikit pun.
Warga mendesak Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk tidak tinggal diam.
“Kalau pemerintah serius menegakkan hukum, turunkan tim ke Madura. Jangan cuma dengar laporan manis dari anak buah!” tegas seorang warga yang meminta identitasnya disamarkan.
Rokok ilegal ini dijual murah, hanya Rp8.000 per bungkus, dan telah merambah hingga luar pulau Jawa. Keuntungan besar mengalir ke kantong pengusaha nakal, sementara negara kehilangan miliaran rupiah potensi penerimaan cukai.
Aktivis Peduli Bea Cuka, Ahmadi menilai, lemahnya penindakan di Madura menunjukkan rendahnya integritas dan komitmen aparat.
“Kinerja Bea Cukai di bawah Novian Dermawan tak produktif dan penuh drama. Kalau cuma berani menakut-nakuti pedagang kecil, lebih baik bubarkan saja Bea Cukai Madura!” tegas Ahmadi.
Ia juga menyebut fenomena ini sebagai tamparan keras bagi Presiden Prabowo dan Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa, yang baru-baru ini menegaskan komitmen memberantas rokok ilegal hingga ke akar.
“Jangan cuma berani di Jakarta, tapi mandul di lapangan. Kalau dibiarkan, Madura akan jadi surga rokok bodong dan neraka bagi hukum negara,” pungkasnya.
Ketiadaan tindakan nyata dari Bea Cukai Madura bukan hanya mempermalukan institusi, tapi juga mencoreng wajah pemerintahan Prabowo Subianto yang berkomitmen menegakkan hukum tanpa pandang bulu.
Presiden Prabowo dan Menkeu Purbaya didesak berani menindak tegas aparat bea cukai yang diduga bermain mata dengan para bandar rokok ilegal?
Ataukah hukum di Madura memang sudah dijual murah di bawah harga rokok bodong.
Penulis : Redaksi






