JAKARTA – Di tengah percepatan perubahan zaman, kewirausahaan menjadi motor utama pembangunan ekonomi Indonesia. Di era digital, batasan ruang dan waktu bukan lagi hambatan. Mahasiswa, ibu rumah tangga, maupun profesional dapat menjadi wirausahawan hanya dengan modal pengetahuan dan keberanian memulai usaha.
Namun, kemudahan ini hadir bersamaan dengan tantangan baru: persaingan ketat, teknologi yang cepat berubah, dan kebutuhan untuk terus berinovasi. Kewirausahaan sejati bukan hanya soal mencari keuntungan, tetapi menciptakan nilai. Seorang pengusaha sejati melihat masalah sebagai peluang dan berusaha menghadirkan solusi bermanfaat bagi masyarakat.
Dalam konteks digital, hal ini berarti memahami kebutuhan konsumen, memanfaatkan data, dan menggunakan teknologi untuk memberikan pengalaman lebih baik. Banyak usaha kecil berhasil bertahan karena mampu menyesuaikan diri dengan tren digital, seperti pemasaran media sosial, penjualan online, dan layanan pelanggan berbasis aplikasi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Meski demikian, tidak sedikit pengusaha gagal karena kurangnya mental tangguh dan komitmen jangka panjang. Banyak anak muda terjebak dalam ilusi “sukses instan” setelah melihat kisah pengusaha muda di media sosial. Padahal, di balik setiap kesuksesan selalu ada proses panjang penuh kegagalan, kerja keras, dan pengorbanan. Dunia kewirausahaan menuntut ketekunan, kesabaran, dan kemampuan belajar dari kesalahan.
Nilai-nilai etika dan tanggung jawab sosial juga menjadi kunci. Kewirausahaan yang berkelanjutan bukan hanya menghasilkan laba, tetapi memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Pengusaha jujur, adil, dan berintegritas akan mendapat kepercayaan konsumen, modal utama membangun reputasi bisnis jangka panjang.
Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk generasi wirausahawan yang adaptif dan berwawasan luas. Perguruan tinggi seharusnya mencetak pencipta lapangan kerja, bukan sekadar pencari kerja. Melalui kurikulum kewirausahaan, mahasiswa dilatih berpikir kreatif, memecahkan masalah nyata, dan memahami dinamika ekonomi digital. Sinergi antara dunia akademik, pemerintah, dan sektor swasta dibutuhkan agar ekosistem kewirausahaan semakin kuat.
Akhirnya, kewirausahaan di era digital menuntut kemampuan beradaptasi dan berinovasi. Dunia bisnis akan terus berubah, dan hanya mereka yang siap belajar serta bertransformasi yang akan bertahan.
Generasi muda Indonesia memiliki potensi besar menjadi motor perubahan. Dengan semangat pantang menyerah, etika yang kuat, dan pemanfaatan teknologi secara bijak, mereka tidak hanya bisa membangun bisnis sukses tetapi juga membawa dampak positif bagi masyarakat dan bangsa.
Oleh: Muhammad Ihsan. Universitas Tazkia
 
      
 
					





 
						 
						 
						 
						