OPINI – Dalam dinamika dunia jurnalistik hari ini, sering kali profesi mulia ini terjebak pada arus pragmatisme. Tak sedikit jurnalis yang sibuk mengejar berita dengan imbalan nominal tertentu, seolah-olah nilai berita hanya bisa diukur dari berapa besar angka rupiah yang melekat padanya. Padahal, jurnalisme sejati seharusnya lahir dari ketulusan, bukan sekadar transaksi.
Jangan terlalu sibuk mengejar uang, biarkan uang yang mengejarmu dengan merubah konsep berpikirmu.
Pesan ini mengandung makna mendalam. Uang memang penting, tetapi menjadikan uang sebagai pusat orientasi justru akan menjauhkan jurnalis dari idealisme dan ruh profesinya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Jurnalis bukanlah sekedar pencatat peristiwa. Ia adalah penyampai kebenaran, penyambung suara rakyat kecil, sekaligus pengawal nurani publik. Maka, menulis berita dengan ikhlas tanpa semata mempertimbangkan sisi iklan atau materi akan memancarkan vibrasi positif. Semesta pun akan merespons ketulusan itu dengan cara yang tak selalu bisa diukur dengan angka.
Tugas jurnalis adalah menuliskan apa yang penting bagi masyarakat, bukan sekedar apa yang bernilai rupiah. Ketika karya lahir dari niat tulus, kepercayaan publik akan tumbuh. Dan pada akhirnya, kepercayaan itulah yang akan membuka pintu rezeki dengan sendirinya.
Biarkan uang mengejar Anda. Bukan Anda yang terus-menerus memburu uang. Sebab, pada akhirnya, jurnalisme yang ikhlas dan berintegritas akan menemukan jalannya sendiri menuju keberkahan.
Lebih dari itu, jurnalis juga dituntut untuk memikirkan dan menciptakan sesuatu yang baru. Bukan sekadar mengulang informasi, tetapi menghadirkan karya yang memberi nilai tambah bagi masyarakat. Kreativitas dan inovasi dalam menyajikan berita akan memperkuat peran jurnalis di tengah derasnya arus informasi digital.
Di sisi lain, jurnalis sejati tidak hanya bekerja untuk dirinya sendiri. Ia juga punya tanggung jawab memperjuangkan nilai-nilai sosial, keadilan, keberpihakan pada yang lemah, dan upaya mencerdaskan masyarakat. Dengan begitu, karya jurnalistik akan benar-benar menjadi jalan perjuangan, bukan sekadar rutinitas profesi.
Tugas jurnalis adalah menuliskan apa yang penting bagi masyarakat, bukan sekadar apa yang bernilai rupiah. Ketika karya lahir dari niat tulus, kepercayaan publik akan tumbuh. Dan pada akhirnya, kepercayaan itulah yang akan membuka pintu rezeki dengan sendirinya.
Biarkan uang mengejar Anda. Bukan Anda yang terus-menerus memburu uang. Sebab, pada akhirnya, jurnalisme yang ikhlas, kreatif, dan berpihak pada nilai-nilai sosial akan menemukan jalannya sendiri menuju keberkahan.
Penulis : Brian Praneda