Blitar, Detikzone.id – Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Blitar kembali menghadapi sorotan serius setelah serangkaian kasus kekerasan di lingkungan pendidikan. Setelah insiden tragis yang mengakibatkan tewasnya seorang siswa akibat tindakan guru, kini muncul kasus baru yang mengguncang masyarakat.
Seorang guru MIN 1 Blitar, berinisial Mjn (56), kini sedang dalam penyelidikan terkait dugaan pencabulan terhadap salah satu siswinya di ruang kelas. Peristiwa ini terjadi setelah pelaku diduga memanggil korban ke ruang kelas yang sepi. Setelah kejadian, pelaku meminta korban untuk merahasiakan insiden tersebut, namun korban melapor kepada orang tuanya.
Orang tua korban segera melaporkan kejadian ini ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Blitar, yang segera memulai penyelidikan. Kasus ini juga dikonfirmasi oleh Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Kabupaten Blitar, Syaikul Munib, yang menyatakan bahwa mereka menghormati proses hukum yang berlangsung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Munib menambahkan bahwa kasus pencabulan ini bukanlah yang pertama di sekolah-sekolah di bawah naungan Kemenag. Sebelumnya, terjadi beberapa insiden kekerasan, termasuk pengeroyokan yang mengakibatkan kematian siswa.
“Kami telah berupaya melakukan pengawasan dan penyuluhan secara rutin, tetapi kejadian-kejadian ini tetap terjadi,” ungkap Munib.
Salah satu guru di MIN 1 Blitar, Umi Alfiatun, juga mengonfirmasi adanya kasus pencabulan, meskipun pihak sekolah meminta staf untuk tidak memberikan komentar lebih lanjut kepada media. Kepala sekolah, HjErnawati Khusnul, juga meminta semua staf untuk tidak berkomentar, menambah kesan tertutup dalam situasi yang sangat sensitif ini.
Umi Alfiatun mengharapkan agar pihak berwenang segera menyelesaikan kasus ini dengan adil dan transparan dan melakukan langkah-langkah pencegahan kekerasan di sekolah dapat ditingkatkan, sehingga kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
“Semua pihak termasuk orang tua dan siswa diharapkan dapat lebih terbuka dalam melaporkan masalah di lingkungan sekolah untuk menciptakan atmosfer belajar yang aman,” tandanya.
Penulis : Basuki