SUMENEP– Redaksi Media Lensa Madura bekerjasama dengan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Esensi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Aqidah Usymuni menggelar Diklat Jurnalistik dan Pelatihan Membatik kepada generasi milenial.
Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 2 hari bertempat di Kampus STITA dan Wirausaha Muda Sumenep (WMS), 7-8 Desember 2024 dengan mengusung Tema ‘Generasi Millenial Masa depan Indonesia emas 2045’.
Mereka diajari proses membatik. Mulai dari mendesain pola, mencanting, pewarnaan, hingga pelorotan malam, berbagai desain digambar, seperti keris, Kerapan sapi, dan berbagai macam lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah seorang peserta, Aulia Safitri mengaku baru pertama kali mengikuti pelatihan membatik. Perempuan asal Sepanjang, Kepulauan sapeken ini mengaku agak kaku.
“Alhamdulillah, masih agak kaku, semoga ada peruntungan,” ujar saat dikonfirmasi.
Sementara itu, Abd Muksidyanto, Direktur Utama Lensamadura.com kepada media ini menyampaikan bahwa selain sebagai Pencari dan penyampai Informasi, pihaknya selalu berupaya menggali potensi anak-anak muda, salah satunya dengan cara pelatihan membatik.
“Kami tidak hanya melakukan pelatihan, tapi juga memfasilitasi mahasiswa dan Generasi Millenial agar juga Berfikir panjang terlepas sebagai mahasiswa agar menjadikan Pengetahuan membatik yang dimilikinya menjadi Tambahan ekonomi ,” ujarnya.
Pihaknya juga mengucapkan terimakasih kepada Sponsorship yang selalu mendukung setiap kegiatan pengembangan Sumber daya manusia (SDM) dikota keris.
“Terimakasih kepada SKK Migas – KKKS Kangean Energy Indonesia (KEI), Petronas, Husky Cnooc Madura Limited (HCML), Medco Energy, Pertamina EP, dan Pelindo yang selama ini selalu berkolaborasi dengan Kami,” ungkapnya.
Muksid sapaan akrabnya menjelaskan bahwa Batik adalah identitas budaya Indonesia. UNESCO sendiri secara resmi telah mengakui bahwa batik merupakan warisan budaya sejak 2009 lalu.
Namun bukan hanya identitas yang dimiliki secara nasional, secara kedaerahan utamanya Sumenep, batik juga menjadi identitas, karena dari Sabang sampai Merauke punya ciri batik masing-masing.
Oleh karena itu, hal ini adalah kewajiban warga Indonesia untuk menjaga kelestarian batik.
“Pelatihan ini diharapkan bisa berkontribusi meningkatkan daya saing pengrajin batik di daerah, memicu kreativitas peluang usaha bagi masyarakat lokal, dan akhirnya mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang berdampak memakmurkan masyarakat daerah,” tambahnya