PAMEKASAN – Sebuah ironi kembali mencuat di Kabupaten Pamekasan. Bupati Pamekasan, Dr. KH. Kholilurrahman, SH., M.Si bersama pejabat Bea Cukai (BC) Madura, baru-baru ini tampil dalam sebuah talkshow mengajak masyarakat membudayakan rokok legal. Namun di sisi lain, fakta di lapangan menunjukkan peredaran rokok ilegal justru semakin merajalela di wilayahnya.
Ajakan itu disampaikan melalui tayangan video TikTok resmi Bupati Pamekasan pada Kamis (2/10/2025). Dalam video tersebut, ia menyerukan peran aktif Satpol-PP dan masyarakat agar membudayakan rokok legal demi terciptanya ketertiban, keadilan, serta kesejahteraan bagi masyarakat Pamekasan.
Sayangnya, himbauan itu berbanding terbalik dengan realita. Rokok ilegal berbagai merek yang diduga diproduksi dan beredar luas di Pamekasan masih bebas melenggang tanpa sentuhan hukum. Bahkan, sejumlah merek dikaitkan dengan nama besar para pengusaha hingga oknum pejabat, ASN, dan oknum aparat penegak hukum.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Beberapa merek rokok ilegal yang disebut bersarang di Pamekasan di antaranya Marbol milik Bulla Desa Plakpak, Just Full milik AJ (disebut sebagai salah satu Sultan Pamekasan), MasterClass milik Haji MJ (oknum ASN Pemkab Pamekasan), serta Premium Bold milik Haji J dari Desa Akkor.
Tak hanya itu, beredar pula merek 54ryaku yang ditengarai milik keluarga besar oknum polisi di Pamekasan. Ada pula merek Suryaku milik Haji Horrah Blumbungan, Surya Jaya milik Haji Y Larangan, Aswad milik Haji SL, Sinar Gudang Emas milik Haji HR, serta Geboy milik Haji Fahmi PR dari Sekar Anom Blumbungan.
Deretan nama lain juga disebut, seperti Alphad milik Haji RJ Blumbungan, Bintang milik IP Desa Duko, hingga Boss Caffe Latte milik RD.
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar: sejauh mana komitmen pemerintah daerah dan aparat penegak hukum dalam memberantas peredaran rokok ilegal, jika faktanya justru produsen dan pemiliknya disebut berasal dari kalangan elit, pejabat, dan aparat sendiri.
Masyarakat pun menilai, ajakan membudayakan rokok legal hanya sebatas slogan kosong tanpa keseriusan nyata. Ironi ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi Bupati Pamekasan dan BC Madura untuk membuktikan komitmen, bukan sekadar retorika.
Penulis : Redaksi





















