Keluarga Santri Korban Runtuhnya Mushala Al-Khoziny Sidoarjo Kembalikan Santunan untuk Pembangunan Pesantren

Sabtu, 4 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SIDOARJO, Detikzone.id – Air mata haru kembali pecah di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Jumat (3/10/2025), pihak pesantren menyerahkan santunan kepada keluarga almarhum Moch Agus Ubaidillah, santri yang wafat dalam peristiwa runtuhnya mushala putra pada Senin (29/9/2025) lalu.

Namun siapa sangka, suasana duka itu berubah menjadi momen yang menyayat sekaligus menyentuh hati. Sang ayah, Ustadz Achmad Faiq, justru mengembalikan santunan yang diberikan oleh pesantren. Dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca, ia menyerahkan kembali uang santunan tersebut untuk pembangunan mushala dan kegiatan pendidikan santri.

 “Ini saya kembalikan untuk pembangunan mushala dan kegiatan pesantren. Kami sudah ridho dan ikhlas,” ujar Ustadz Faiq penuh keteguhan, disaksikan para pengasuh dan santri yang tak kuasa menahan tangis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Santunan itu sebelumnya diserahkan langsung oleh Dewan Pengasuh Pesantren Al-Khoziny, KHR Muhammad Ubaidillah Mujib (Kiai Mamad). Dalam sambutannya, Kiai Mamad menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya almarhum.

“Kami turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya. Semoga almarhum Moch Agus Ubaidillah wafat dalam keadaan husnul khatimah, karena meninggal saat shalat dan dalam posisi tholabul ilmi,” ucap Kiai Mamad dengan nada penuh haru.

Diketahui, almarhum Moch Agus Ubaidillah sudah lebih dari dua tahun menimba ilmu di Pesantren Al-Khoziny. Meski kepergiannya meninggalkan duka mendalam, keluarga besar Ustadz Faiq tetap mempercayakan dua anak lainnya untuk tetap belajar di pesantren yang sama — sebuah wujud keikhlasan luar biasa di tengah kehilangan.

Momen itu menjadi simbol ketulusan dan cinta sejati antara santri, keluarga, dan pesantren. Apa yang dilakukan keluarga almarhum bukan sekadar tindakan mulia, tapi juga pelajaran tentang arti keikhlasan yang sesungguhnya: menerima takdir Allah dengan lapang dada, dan menjadikannya amal jariyah bagi yang telah berpulang.

 

Penulis : Anam

Berita Terkait

Pasien Miskin di Sumenep Terpaksa Ngutang untuk Bayar Tagihan 3,4 Juta RSI Kalianget, Bani Insan Peduli Hadir Sebagai Penyelamat
Semarang Mantapkan Layanan Bantuan Hukum, 177 Posbankum Jadi Andalan Warga di Tingkat Kelurahan
Peran Manusia dalam Kewirausahaan di Tengah Ancaman Otomatisasi dan Robotisasi
Menjelajahi Peluang dan Tantangan Bisnis di Era Modern
Dampak Tren Quiet Lifestyle terhadap Ekonomi dan Bisnis
Mengilap di Kota Hujan: Perkembangan Pesat Bisnis Cuci Sepatu di Bogor
Kwarcab Pramuka Aceh Barat Gelar Pelatihan Jurnalistik: Cetak Generasi Muda yang Cakap Literasi dan Adaptif Digital
Media Sosial dalam Personal Branding Author Komik sebagai Strategi Pengembangan Usaha Kreatif

Berita Terkait

Selasa, 18 November 2025 - 23:34 WIB

Pasien Miskin di Sumenep Terpaksa Ngutang untuk Bayar Tagihan 3,4 Juta RSI Kalianget, Bani Insan Peduli Hadir Sebagai Penyelamat

Selasa, 18 November 2025 - 21:20 WIB

Semarang Mantapkan Layanan Bantuan Hukum, 177 Posbankum Jadi Andalan Warga di Tingkat Kelurahan

Selasa, 18 November 2025 - 21:13 WIB

Peran Manusia dalam Kewirausahaan di Tengah Ancaman Otomatisasi dan Robotisasi

Selasa, 18 November 2025 - 18:21 WIB

Menjelajahi Peluang dan Tantangan Bisnis di Era Modern

Selasa, 18 November 2025 - 17:07 WIB

Dampak Tren Quiet Lifestyle terhadap Ekonomi dan Bisnis

Berita Terbaru