Wisata Kuliner Berubah Jadi Wisata Sengsara, Tajamara Sumenep Bikin Pengunjung Trauma

Selasa, 5 Agustus 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tajamara Sumenep

Tajamara Sumenep

SUMENEP Malam yang harusnya jadi momen santai menikmati kuliner di kawasan Tajamara Sumenep, berubah jadi mimpi buruk yang memalukan bagi seorang pengunjung inisial HR yang datang bersama keluarganya. Bukan karena jajanannya basi, bukan karena antreannya panjang, tapi karena perlakuan aneh dan tidak manusiawi.

Satu hal yang bikin muak, saat sang pembeli dipaksa cari tukaran uang sendiri oleh pedagang Tajamara.

Wisata kuliner yang seharusnya terus dijaga kini berubah menjadi wisata sengsara. Tajamara bikin pengunjung trauma.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di tengah keramaian, pembeli yang sedang kurang sehat berjalan dari lapak ke lapak seperti pengemis recehan, hanya untuk bisa membayar jajanan yang ia pesan. Sebuah drama kecil yang seharusnya tidak pernah terjadi, jika pedagang tahu diri, dan pengelola punya otak.

Bahkan, ketika pengunjung meminta bantuan ketua Paguyuban Tajamara yang juga berjualan di lokasi agar membantu memberi tukaran receh, justru memberi jawaban yang terkesan menggelitik nurani.

“Tidak ada tukaran. Karena uang kami seratus ribuan  semua,” kata HR, Selasa, 5/8/2025.

Sebuah jawaban yang terdengar tak berempati, sekaligus menjadi simbol betapa tidak becusnya manajemen di balik layar Tajamara. Seolah-olah, pengunjunglah yang salah karena tidak bawa recehan. Seolah-olah, pembeli adalah beban yang harus bersusah payah sendiri.

Tak hanya dari pedagang, perlakuan tidak mengenakkan juga datang dari petugas parkir yang semestinya menjadi bagian dari pelayanan pengunjung. Dalam kondisi bingung  karena tak bisa membayar jajanan akibat ketiadaan uang kecil, pembeli mencoba mencari bantuan kepada petugas parkir yang berada tak jauh dari lokasi.

Namun alih-alih mendapatkan solusi atau setidaknya sedikit empati, si petugas justru bersikap cuek dan dingin bahkan bilang tidak ada uang recehan.

“Tidak ada pak,” ujar dia yang kemudian berlalu begitu saja, seolah bukan urusannya.

Sikap acuh dari petugas ini menambah luka di tengah buruknya manajemen pelayanan yang seharusnya bisa diandalkan. Situasi ini membuka mata banyak orang, Tajamara bukan zona nyaman tapi zona abai. Dimana pedagang merasa bisa berlaku semaunya. Dimana pembeli tak dihargai, sistem bobrok  dipelihara.

Pengunjung bahkan menyebut Tajamara kini lebih pantas disebut Tajaparah.

“Pantasnya disebut Tajaparah. Semrawut, tidak terorganisir, dan tidak layak disebut sebagai destinasi kuliner. Tajamara ini bikin kami trauma. Untuk membayar jajanan saja saya harus belanja dulu ke toko sembako seberang jalan,” ungkapnya.

Kalau perkara tukaran uang saja pengelola tak sanggup atur, bagaimana mereka bisa bicara tentang pemulihan ekonomi UMKM atau tentang wisata kuliner unggulan.

“Padahal Bupati merelokasi para PKL ke tempat tersebut agar mendorong semangat kolaborasi dan kekeluargaan,” tuturnya.

Dalam dunia usaha, pelayanan adalah segalanya. Tapi di Tajamara, pelayanan dianggap remeh, seolah-olah pembeli butuh pedagang, bukan sebaliknya.
Padahal faktanya, tanpa pembeli, Tajamara bukan apa-apa. Hanya sekumpulan tenda dan lampu hias tanpa makna.

Akibat manajemen yang ogah, Tajamara justru mencoreng nama baik dirinya sendiri.

Pemerintah Daerah harus segera mengevaluasi pengelolaan Tajamara dari atas sampai bawah bahkan ketidakjelasan pengelolaan uang parkir.

Lahan parkir yang dikelola setiap malam itu tak memiliki papan tarif resmi, tak ada karcis, dan tak jelas siapa yang bertanggung jawab atas pungutan yang dilakukan.

Pengunjung hanya diarahkan oleh petugas tanpa identitas jelas, lalu diminta membayar sejumlah uang  tanpa bukti apa pun.

“Kita bayar parkir, tapi nggak pernah tahu uangnya buat siapa. Nggak ada karcis, nggak ada keterangan. Sistem kayak gini rawan diselewengkan. Ini contoh pengelolaan yang tidak becus,” pungkas seorang pengunjung yang mengaku sering jajan di Tajamara.

Sementara itu, keluarga pengunjung mengatakan, Tajamara dibangun dengan semangat kebersamaan, tapi sekarang dikelola seperti milik segelintir orang.

“Kalau suara pengunjung diabaikan, kalau keluhan dianggap remeh, dan kalau pelayanan buruk dibenarkan, maka jangan salahkan publik jika suatu hari nanti, Tajamara hanya jadi tempat sepi dengan reputasi mati,” pungkasnya.

“Saatnya kita bersuara, bubarkan paguyuban, bangun kembali Tajamara,” tambahnya.

Penulis : Redaksi

Berita Terkait

Wali Kota Termuda Vinanda Prameswati, Reshuffle Besar-besaran Pejabat Eselon II Pemkot Kediri
SAROJA dan Mahasiswa Dialog Sarasehan Bahas Kondisi Kota Kediri Pascaperistiwa Kerusuhan
Asosiasi Pedagang Jasa MobiL (APJM) Besuki, Bersatu Dalam rangka Hari Jadi Besuki HJB ke 261 dan Harjakasi 207 Kabupaten Situbondo
Ratusan Pedagang di Pemalang Tempati Kios Tanpa Hak,Satpol PP Pasang Papan Larangan Berjualan
PKDI Sumenep Hadiri Rapat Optimalisasi Siskamling, Dorong Kebersamaan Warga Jaga Keamanan
Besok! BEM Fakultas Pertanian Unija dan DKPP Sumenep Gelar Festival Hari Tani Nasional 2025 di Pendopo
Nakes Kontrak Audensi DPRD Sampang Usulan PPPK Sampang Kacau Dinkes Diduga tidak mengusulkan data Faktor Politik
Festival Garam Madura 2025 di Kalianget Sumenep: Dari Jejak Pangeran Angga Suta hingga Pesta Panen Raya yang Menghidupkan Budaya

Berita Terkait

Kamis, 25 September 2025 - 21:27 WIB

Wali Kota Termuda Vinanda Prameswati, Reshuffle Besar-besaran Pejabat Eselon II Pemkot Kediri

Kamis, 25 September 2025 - 18:29 WIB

SAROJA dan Mahasiswa Dialog Sarasehan Bahas Kondisi Kota Kediri Pascaperistiwa Kerusuhan

Kamis, 25 September 2025 - 12:12 WIB

Asosiasi Pedagang Jasa MobiL (APJM) Besuki, Bersatu Dalam rangka Hari Jadi Besuki HJB ke 261 dan Harjakasi 207 Kabupaten Situbondo

Rabu, 24 September 2025 - 13:53 WIB

Ratusan Pedagang di Pemalang Tempati Kios Tanpa Hak,Satpol PP Pasang Papan Larangan Berjualan

Selasa, 23 September 2025 - 16:31 WIB

PKDI Sumenep Hadiri Rapat Optimalisasi Siskamling, Dorong Kebersamaan Warga Jaga Keamanan

Berita Terbaru