Sumenep, Detikzone.id- Ditengah kebutuhan masyarakat akan gas elpiji, masyarakat Kepulauan Kangean Sumenep justru mengelus dada lantaran dirisaukan dengan sulitnya mendapatkan gas tabung bersubsidi 3 kilogram. Kelangkaan tersebut bahkan dikabarkan telah terjadi sejak awal bulan suci ramadhan. Sabtu, 27/04/2024.
Saking daruratnya, harga elpiji di Kepulauan Kangean kini melonjak drastis hingga Rp 32 ribu.
Zirsin, salah agen elpiji kepulauan Kangean harus mendapat komplain masyarakat mengenai kelangkaan elpiji tersebut. Padahal kata dia, kelangkaan tersebut atas pelayanan buruk SPBE Saronggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Masyarakat teriak teriak komplain kepada kami sebagai pangkalan atas kelangkaan dan melambungnya harga elpiji. Padahal hal ini disebabkan pelayanan SPBE di Saronggi yang sangat buruk sekali, sehingga mengakibatkan seperti ini,” tuturnya.
Ia menyebut, kelangkaan elpiji di Kepulauan Kangean telah terjadi sejak awal bulan suci ramadhan.
“Sejak awal bulan ramadhan, kami sudah sangat sangat kesusahan. Coba bayangkan Setiap kali menebus dan mau isi elpiji di Sumenep pasti butuh waktu berhari hari bahkan hingga berminggu-minggu perahu kami harus menunggu di pelabuhan Gersik Putih,” sebutnya.
Lantaran itu, pihaknya mengaku banyak mendapat kerugian.
“Jadi, banyak faktor yang menyebabkan kerugian yang kami alami karena harus menunggu di daratan,” katanya.
“Sela berhari hari tabung elpiji kami tidak kunjung terisi yang akhirnya mengakibatkan barang barang kami, barang barang sembako yang mudah rusak akhirnya busuk lantaran terlalu lama menunggu di pelabuhan,” imbuhnya.
Ia pun sudah mengadukan hal ini kepada Pertamina Pusat melalui nomor pengaduan pertamina namun tidak ada perubahan.
“Sampai sekarang tidak ada perubahan walaupun kami sudah mengadukan hal ini kepada Pertamina Pusat,” tukasnya.
Zirsin berharap Pemerintah daerah juga hadir untuk memberikan solusi terhadap kelangkaan elpiji di Kepulauan Kangean.
“Semoga kelangkapan elpiji di Kepulauan ini secepatnya menemukan solusi,” harapnya.
Sementara itu, Manajer SPBE Saronggi, Gatot saat dikonfirmasi mengenai kelangkaan elpiji di Kepulauan Kangean masih bungkam.
Bahkan Gatot belum juga membalas konfirmasi ihwal lamanya pengisian elpiji hingga terkatung- katung di pelabuhan Gersik Putih.
Namun Pada pukul 15.57 wib usai berita terbit, manajer SPBE Saronggi memberikan klarifikasi.
“Untuk distribusi pengisian di SPBE Saronggi produksi kita stabil 40 armada setiap hari. Untuk penyalurannya menjadi tanggung jawab dari masing-masing Agen,” dalihnya.