Sumenep, Detikzone.id- Genap 1 bulan, Polres Sumenep, Madura, Jawa Timur, belum juga menangkap ED terduga pelaku penganiayaan brutal memakai Bambu terhadap Mohammad Ansori ( 45) warga desa Rubaru yang dianiaya di depan ibu kandung, istri dan saudara saudaranya di Pamolokan.
Saat ini, ED masih santai berkeliaran menghirup udara bebas.
ED merupakan warga desa Pamolokan. Sementara, Mohammad Ansori adalah warga Rubaru dan menikah dengan Elly Sovia warga desa Pamolokan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Korban penganiayaan, Mohammad Ansori mendesak Polres Sumenep segera menangkap pelaku penganiayaan terhadap dirinya.
“Saya berharap Polres Sumenep segera menangkap ED,” pinta Mohammad Ansori.
Menurut Ansori, kasus yang menimpanya itu merupakan kejadian yang tidak dapat ditolerir karena terduga pelaku tidak hanya menganiaya dan menyakiti dirinya dengan melakukan dugaan penganiayaan namun juga melukai hati ibunda dan keluarganya.
“Ibu mana yang rela dan tidak sakit hati jika anaknya dianiaya didepan matanya sendiri. ED melakukan dugaan penganiayaan saat saya bersama ibu, istri dan keluarga sedang nongkrong di teras rumah. Itu sangat menyakitkan,” ungkap Ansori.
Ansori menyebut, dirinya bersama para saksi sudah dimintai keterangan beberapa waktu yang kalau bahkan (ED) pelaku penganiayaan juga sudah dilakukan panggilan polisi.
“ED harus segera ditangkap agar ada efek jera,” harapnya.
Berkenan dengan itu, penyidik Polres Sumenep Sayuti saat dihubungi Detikzone untuk dikonfirmasi terkait perkembangan kasus yang telah ditanganinya terkesan cuek.
Sementara, Kasi Humas Polres Sumenep AKP Widiarti, S.H masih akan mau melakukan pengecekan saat dikonformasi mengenai kasus tersebut.
“Saya cek dulu ke Reskrim, maaf saya masih di rumah sakit,” tukas AKP Widiarti, S.H.
Diwartakan sebelumnya, Jadi korban penganiayaan tanpa sebab yang jelas saat berada disamping sang ibu, istri dan saudara saudaranya di desa Pamolokan, Mohammad Ansori (45), warga desa Karang Nangka, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep melapor ke Polres Sumenep.
Laporan tersebut tertuang dalam bukti lapor LP/B/196/VIII/2024/SPKT/POLRESSUMENEP/POLDAJAWATIMUR.
Kedatangan korban penganiayaan Mohammad Ansori ke Polres Sumenep didampingi ibunda dan keluarganya. Jumat, 02/08/2024, malam.
Menurut keterangan korban Mohammad Ansori, kejadian penganiayaan bermula saat ibu dan sanak familinya dari desa Karangnangka, Kecamatan Rubaru datang bersilaturahmi.
“Saat itu saya sedang duduk santai sambil ngobrol di teras depan rumah bersama ibu, istri, Suib, Ela, Halim, Azis. Tiba tiba datang 2 orang laki-laki inisial Al dan WA. Tak lama kemudian datang lagi ED yang tanpa basa basi langsung memukul menggunakan sebuah bambu mengenai hidung sebelah kiri dan di dada sebelah kanan,” katanya.
Atas kejadian itu, hidungnya mengalami luka robek dan dadanya mengalami luka gores sebanyak 4 goresan.
“Untung saja Suib dan ibu saya ikut melerai ,” ungkap Ansori.
Sementara itu, Mahwa (60), Ibu Korban penganiayaan mengatakan, anaknya jadi korban penganiayaan didepan matanya sendiri saat dirinya bersama keponakan – keponakanya datang bersilaturahmi ke Pamolokan.
“Kaule atanya ka oreng genika, sala Napa anaknya kaule ( Saya tanya, salah apa anaknya saya kok tiba tiba langsung dipukul) ,” ujarnya.
Lantas, Perempuan yang jalannya sudah tertatih-tatih itu memperlihatkan bambu yang dipukulkannya kepada Mohammad Ansori.
“Ana’na kaule epokol angguy nika pak. Kaule sedih ( Anak saya dipukul pakai benda ini pak. Saya sedih ),” terangnya.
Mahwa (60) berhadap pelaku penganiayaan terhadap anaknya dapat dihukum seberat beratnya.
“Kaule ngarep se kaniaje ka anak kaule eyokom pak (Saya berharap pelaku dihukum pak) ,” tandasnya.
Penulis : Igusty - Amin