Balige – Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara menggelar kegiatan Penguatan Moderasi Beragama Penyuluh Agama Katolik Non-PNS Angkatan VII. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat peran penyuluh agama Katolik dalam menjaga kerukunan dan toleransi di masyarakat multikultural (29/11).
Acara yang berlangsung di Beach Hotel ini dihadiri oleh penyuluh agama dari Kabupaten Toba, Simalungun, Humbang Hasundutan, dan Tapanuli Utara. Turut hadir dalam acara tersebut, Drs. J. Efendi Samosir, S.H.i, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Toba, sebagai narasumber utama. Dalam pemaparannya, ia menyampaikan tema “Aqidah Terjamin, Kerukunan Terjalin”.
Menurut Drs. Efendi, Tapanuli merupakan percontohan nasional dalam moderasi beragama, berkat kuatnya nilai-nilai budaya Dalihan Natolu yang menekankan prinsip saling menghormati. “Nilai budaya ini adalah modal besar bagi masyarakat untuk terus menjaga toleransi dan kerukunan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Pembimas Katolik Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Utara, Marihuttua Pasaribu, S.Ag., M.Si, juga hadir bersama Mariani Febrina Tarigan, S.Sos, Kepala Seksi Bimbingan Katolik Kabupaten Toba. Dalam sambutannya, Mariani mengenang momen indah toleransi di Toba, saat sekolah MTs menawarkan iringan drumband untuk memeriahkan Pasparawi (Pesta Paduan Suara Gerejawi).
Kegiatan berlangsung interaktif, salah satunya melalui diskusi yang melibatkan para peserta. Asmita Lumban Gaol, penyuluh asal Humbang Hasundutan, mengapresiasi materi yang dikaitkan dengan nilai budaya lokal. “Ternyata moderasi beragama bisa dihubungkan dengan budaya, dan ini sangat relevan untuk masyarakat kita,” ungkapnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat peran penyuluh agama Katolik dalam menciptakan harmoni di tengah keberagaman masyarakat Sumatera Utara, sekaligus menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia. ( DNM )