Sumenep – Pembangunan monumen keris Arya Wiraraja di Desa Sendang, Kecamatan Pragaan, dilakukan konsep pentahelix yang melibatkan berbagai pihak, seperti perusahaan maupun sponsor dengan total anggaran sebesar Rp 2,5 miliar.
“Pembangunan Monumen Keris Arya Wiraraja dilakukan dengan konsep pentahelix. Jadi kami berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam mengabadikan salah satu Warisan Budaya Tak Benda Kabupaten Sumenep,” ujar Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo.
Bupati menyatakan, nama monumen Keris Arya Wiraraja merupakan salah satu wujud, untuk memberikan penghormatan kepada leluhur sekaligus raja pertama Kabupaten Sumenep.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Monumen keris di Desa Sendang, Kecamatan Pragaan ukurannya, yakni panjang keris mencapai 9 meter dengan berat mencapai 5 ton dan fondasi 8 meter, sehingga total keseluruhan menjadi 17 meter.
Untuk keris panjang bilahnya mencapai 7 meter, pegangan keris 2 meter, tinggi segi 8.8 meter dan bunga kelopak sebanyak 45 buah, sehingga menjadikan pembangunan monumen Keris tersebut tertinggi di dunia.
“Kami ingin dengan monumen keris ini bisa menjadi daya tarik bagi dunia untuk mengenal keris lebih dalam dan mencintai keris lebih kuat lagi sebagai pusaka serta karya seni,” ujar Bupati Fauzi.
Peresmian Monumen Keris Arya Wiraraja menurut Bupati Fauzi sebagai wujud mengekalkan identitas Kabupaten Sumenep sebagai Kota Keris, dengan nilai-nilai sejarah serta nilai budaya yang kuat.
“Pembangunan monumen keris tujuan utamanya adalah meyakinkan kepada dunia tentang keris sebagai produk budaya yang berpusat di Kabupaten Sumenep,” terangnya.
Pemimpin ahli sedekah ini mengajak seluruh elemen masyarakat untuk membangun kesadaran kolektif untuk melestarikan benda warisan masa lalu, khususnya keris yang memiliki nilai sejarah luar biasa.
“Sebagai generasi muda harus tahu tentang warisan budayanya, jangan sampai tergeser dengan budaya modern yang berkembang saat ini,” tandasnya.
Penulis : ***