SAMPANG, Detikzone.id – Suasana panas di depan kantor DPRD Kabupaten Sampang akhirnya mencair setelah Wakil Bupati (Wabup) Sampang Ahmad Mahfudz turun langsung menemui ribuan massa aksi, Aksi tersebut menuntut pemerintah segera menetapkan jadwal Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) 2026 yang dinilai sengaja digantung tanpa kepastian.
Kehadiran Lora Mahfudz sapaan akrab sang Wabup — disambut gegap gempita oleh para demonstran yang sejak pagi memadati area gedung dewan. Ia datang didampingi Kapolres Sampang AKBP Hartono dan Dandim 0828/Sampang Letkol Czi Dika Catur Yanuwar Anwar, serta sejumlah pimpinan DPRD yang akhirnya turut muncul di tengah kerumunan.
Aksi massa yang digerakkan oleh Forum Aktivis Madura dan Aliansi Masyarakat Desa Bersatu itu sebelumnya berlangsung panas. Namun, kehadiran Wabup di tengah kerumunan menjadi titik balik, ketika ia memilih berdialog langsung dengan rakyat yang menuntut hak demokrasinya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami datang bukan untuk membuat keributan, tapi menagih janji pemerintah. Pilkades harus digelar dan perangkat desa yang diberhentikan harus dikembalikan,” tegas Rofi, Koordinator Lapangan aksi, di hadapan Wabup.
Menurutnya, tiga tuntutan utama massa sudah dibahas bersama seluruh peserta aksi. Pertama, pemerintah wajib menyiapkan anggaran Pilkades 2026. Kedua, memastikan Pilkades tetap digelar sesuai jadwal. Ketiga, mengembalikan posisi perangkat desa dan BPD yang diberhentikan sepihak.
“Itu suara murni dari rakyat desa. Kami tidak akan mundur sebelum ada keputusan pasti,” ujarnya lantang disambut teriakan “Hidup rakyat desa!” dari arah massa.
Wabup Ahmad Mahfudz tampil tenang. Di tengah sorakan ribuan warga, ia mengangkat mikrofon dan menyampaikan penghormatannya kepada seluruh peserta aksi yang dianggapnya datang dengan niat baik untuk memperjuangkan kemaslahatan Sampang.
“Saya menghormati aspirasi panjenengan semua. Ini bentuk kepedulian yang luar biasa terhadap Kabupaten Sampang,” kata Lora Mahfudz dengan suara tegas.
Ia menegaskan, pemerintah daerah tidak akan menutup mata terhadap keresahan masyarakat desa. Dirinya berjanji akan mengawal dan memperjuangkan aspirasi yang telah disampaikan agar tidak berhenti hanya sebagai wacana di jalanan.
“Saya akan kawal ini bersama DPRD. Kita cari solusi terbaik tanpa saling menyalahkan. Doakan agar takdir Tuhan berpihak pada perjuangan panjenengan dan membawa maslahat bagi kita semua,” ujarnya, disambut pekikan takbir dan tepuk tangan panjang.
Momen itu menjadi simbol keberanian pejabat daerah yang mau berdiri di tengah rakyat. Beberapa perwakilan massa bahkan memuji sikap Lora Mahfudz yang dinilai berbeda dari pejabat lain yang enggan muncul di hadapan demonstran.
“Wabup punya nyali. Beda dengan pejabat lain yang cuma sembunyi di balik meja,” seru salah satu orator di atas mobil komando.
Aparat kepolisian dan TNI terus berjaga di sekitar lokasi untuk mencegah situasi kembali memanas. Setelah dialog terbuka berlangsung hampir satu jam, massa akhirnya berangsur mundur dengan tertib.
Aksi hari itu menjadi pesan keras bagi Pemkab Sampang dan DPRD: rakyat desa tak ingin lagi ditipu dengan janji kosong. Mereka menuntut kepastian bukan sekadar kata-kata manis.
Penulis : Anam






