Sumenep, Detikzone.net- Cueknya Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kabupaten Sumenep, Drs. Mustangin, M.Si yang tak sigap menyikapi kasus dugaan pencabulan anak dibawah umur oknum guru PNS inisial S yang mengajar di SDN Kebunagung II, Pemuda Muhammadiyah siap melakukan pendampingan terhadap korban dengan totalitas.
“Pendampingan ini dilakukan untuk memastikan kondisi psikis anak dan memberikan penguatan mental untuk meminimalisir trauma anak sehingga anak dapat melangsungkan kehidupan selanjutnya secara normal,” kata
ketua Pemuda Muhammadiyah Sumenep, Moh Andriansyah.
Bahkan dirinya berjanji, akan melakukan pendampingan hukum terhadap korban.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Termasuk kita akan mendampingi korban secara hukum sampai mendapat keadilan bagi korban dan pelaku dihukum seberat beratnya,” tuturnya.
Menurutnya, kasus dugaan pencabulan tersebut bukanlah kasus biasa. Oleh karenanya dia akan bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah yang ada di Jawa Timur.
“Kita juga akan hadirkan konselor terbaik karena konselor memiliki fungsi yang fundamental dalam proses konseling, baik dari segi upaya preventif maupun upaya penyembuhan,” terangnya.
Diwartakan sebelumnya,– Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kabupaten Sumenep, Drs. Mustangin, M.Si bersikap masa bodoh dengan banyaknya kasus pelecehan dan pencabulan anak dibawah umur di Kabupaten Sumenep, salah satunya kasus pencabulan oknum guru PNS inisial S yang mengajar di SDN Kebunagung II. Kamis, 16/05/2024.
Kadinsos P3A Mustangin saat dikonfirmasi media ini terkait langkah nyata yang akan dilakukan terhadap kasus pelecehan dan pencabulan yang semakin marak justru bungkam tanpa bahasa.
Bahkan saat dihubungi melalui telepon WhatsApp juga tidak merespon.
Cueknya Kadinsos P3A Sumenep seakan berbanding terbalik dengan keinginan Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo yang menginginkan seluruh jajarannya menunjukkan kinerja responsif dan melayani.
Mustangin yang duduk di kursi empuk Kepala Dinas ini seperti tidak siap menjadi Kadis lantaran apatis dengan setiap persoalan yang semestinya menjadi bagian dari tanggung jawabnya.
Berkenan dengan itu, Praktisis hukum A. Effendi, S.H menyebut sikap yang ditunjukkan Kepala Dinsos P3A Sumenep, Mustangin itu tidaklah layak.
“Sikap cuek Kadinsos Mustangin terkait Kasus Pencabulan seakan menampar muka Bupati Sumenep,” ujar A. Effendi, S.H.
Menurut dia, mestinya Kadinsos Sumenep itu resah dengan maraknya kasus pencabulan.
“Tapi jika diam dan masa bodoh itu cerminan ketidakbecusan kinerjanya,” kata A. Effendi, S.H.
Pendiri Lidik Hukum dan Ham ini-pun meminta Kadinsos Mustangin memundurkan diri dari pada menunjukkan kinerja buruk.
“Kadinsos tidak boleh bersikap pura pura tuli. Jika tidak mampu mengemban amanah yang telah diberikan Bupati mending mengundurkan diri saja dari Kedinasannya. Sebab, Dinsos mempunyai peranan penting dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,” ungkapnya.
A. Effendi menegakan, jika kasus pencabulan tidak ada perhatian dari Dinsos Sumenep, maka seperti halnya membuka pintu gerbang kejahatan predator seksual.
“Kadinsos ini punya otak apa tidak. Coba pikir jika hal itu dialami oleh anaknya sendiri, apa dirinya akan diam saja. Saya tantang Kadinsos Sumenep membuktikan kinerjanya,” tukasnya .
Disisi lain, A. Effendi mendesak Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo agar mengambil sikap tegas terhadap jajarannya yang tidak satu frekuensi.
“Bupati Sumenep harus mengambil sikap tegas dengan adanya Kadinsos cuek seperti ini. Jika gaya kepemimpinannya demikian maka seperti halnya menampar muka Bupati yang telah berjuang membangun Kabupaten Sumenep,” tandasnya.
Penulis : Redaksi