SAMPANG, Detikzone.id – Asal usul Proyek pembangunan plengsengan di Desa Batoporo Barat, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, yang ambruk gak karuan mulai terkuak, Selasa, (04/02/2025).
Kabarnya, proyek pembangunan plengsengan yang hancur berantakan itu ditengarai kegiatan program jaringan aspirasi masyarakat (Jasmas) .
Bahkan tidak sesuainya fulus anggaran dengan kualitas pengerjaan yang amburadul tersebut diduga adanya konspirasi jahat. Sebab, anggaran ratusan juta hanya terealisasi puluhan juta sesuai fakta di Lapangan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Informasi tersebut terkuak saat awak media melakukan konfirmasi kepada pelaksana proyek pembangunan plengsengan Fahri.
Fahri membenarkan bahwa proyek yang ambruk tersebut merupakan proyek yang ia garap.
Ditanya soal asal muasal proyek, Fahri menyebut, proyek itu melalui program kegiatan jaringan aspirasi masyarakat (Jasmas) dari Provinsi Jatim tahun anggaran 2024.
Ia mengaku, proyek yang digarapnya itu hasil dari ngesub sebesar Rp 45 juta.
Akan tetapi, Fahri tidak menjelaskan secara detail dari siapa dirinya mendapat proyek.
“Iya proyek itu punya Saya, itu adalah Jasmas provinsi. Saya ngesub ngambil 45 juta,” kata Fahri pelaksana proyek pembangunan plengsengan yang ambruk di desa Batoporo Barat. Senin, (03/02/2025).
Disinggung soal besaran anggaran, Fahri tidak mengetahui secara pasti. Akan tetapi kata dia, besaran anggaran proyek tersebut sekitar Rp 150 juta.
“Dananya sekitar 100 sampai 150 juta,” ungkapnya.
Kendati demikian, Fahri (pelaksana), terkait kerusakan atau ambruknya proyek plengsengan tersebut dirinya akan bertanggung jawab memperbaiki.
“Itu kewajiban Saya, jangan khawatir Saya siap memperbaiki,” tuturnya.
Diberitakan sebelumnya di media ini edisi Minggu (02/02/2025) dengan judul berita, “Diduga Asal Jadi, Proyek Pembangunan Plengsengan di Desa Batoporo Barat Ambruk Gak Karuan”.
Diberita itu, proyek tersebut dikeluhkan warga inisial (M) lantaran tidak lama selesai pekerjaan proyek sudah ambruk. Saat itu, warga juga menduga pekerjaan pembangunan plengsengan yang tidak terpasang papan informasi proyek dikerjakan asal-asalan. Warga M (inisial) menyebut bahwa proyek ambruk itu merupakan milik seseorang bernama Fahri (pelaksana).
“Ini baru selesai dikerjakan sekitar satu bulan yang lalu mas. Saya menduga pekerjaan ini asal-asalan, sebab pada pekerjaan awal pasangan batu ada kejanggalan, terlihat batu tipis ditata lalu dikasih lolo (campuran adukan pasir dan semen) dari luar, pantas saja habis kena hujan langsung roboh,” ungkap warga inisial (M). Sabtu, (01/02/2025).
Selain itu, pelaksana pekerjaan proyek pembangunan plengsengan diduga tidak ada pemberitahuan kepada pemerintah desa (Pemdes) Batoporo Barat saat proyek dilaksanakan. Sehingga Ahmad Fauzan selaku PJ Kades setempat tidak mengetahui asal muasal proyek tersebut (red).
“Itu saya terus terang dari awal memang tidak ada pemberitahuan dan tidak ada izin tentang proyek itu, paling tidak kan ada pemberitahuan atau izin. Saya sudah konfirmasi ke Kasun nya, itu memang dari dana proyek tapi dia (Kasun) juga tidak paham itu proyek apa dari Pokmas, DAU, atau DAK, karena tidak ada pemberitahuan, cuma barangkali proses pengajuannya mungkin sebelumnya. Yang mengerjakan (Tukang) proyek itu namanya Khusairi,” kata Ahmad Fauzan Pj Kades Batoporo, saat pemberitaan sebelumnya.
Penulis : Agus Junaidi